Penyiar Berkarakter Ujung Tombak Informasi
13 Oktober 2019
Yuli
Dibaca 415 Kali
Nara Sumber dalam Bimtek Penyiaran sedang menyampaikan materi bimtek di ruang Analitic Diskominfo Kab. Batang(Senin, 30/9/2019).
Memasuki era industri 4.0, dunia radio pun dituntut supaya mampu mengikuti perkembangan teknologi kepenyiaran. Sedangkan tokoh yang menjadi ujung tombak adalah penyiar yang mempunyai suara berkarakter, untuk memperkuat informasi yang disampaikan kepada pendengar.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika
(Diskominfo) Kabupaten Batang, Jamal Abdul Naser mengharapkan pelatihan
kepenyiaran ini, dapat membawa warna baru dan menambah khazanah keilmuan bagi
para penyiar Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Radio Abirawa FM dan tim
peliputan Media Center, sehingga informasi yang disampaikan mengedukasi
masyarakat.“Saya pingin Batang
itu ada bentuk siaran yang menjadi ikon, karena selama ini di Jawa Tengah kami
mendapatkan penghargaan bukan dari lomba-lomba yang khusus, hanya perlombaan
sebagai pengirim siaran berita Jawa Tengah Dalam Berita dan kontributor berita
RRI Semarang,” papar Jamal Abdul Naser di Ruang Analitic Media Diskominfo
Kabupaten Batang, Senin (30/9/2019).Jamal berkeinginan supaya para insan media di Diskominfo,
memiliki kreasi dan inovasi dalam dunia penyiaran yang berkarakter khusus,
seperti pendidikan, sosial maupun budaya.“Pelatihan ini akan membuat teman-teman timbul kreasi dan
inovasi, yang berhubungan dengan konten-konten di LPPL Radio Abirawa FM,”
tandasnya.Supaya dapat bersaing dengan radio-radio digital di era
milenial, Praktisi Radio, Nuning Purnamaningsih dari D’Aigua Komunika Jakarta
mengemukakan, penyiar adalah ujung tombak
yang merupakan etalase di radio tempatnya bertugas, seharusnya
mengetahui segmentasi pendengar, hingga memahami semua seluk beluk aktivitas
keseharian mereka, tentu informasi yang akan disampaikan tidak jauh dari
rutinitasnya.“Yang dibutuhkan orang-orang adalah bagaimana mengatasi
kesulitan, bagaimana membuat komunikasi yang baik antara guru dan murid, orang
tua dan anak atau orang tua dan guru. Kalau semua itu dilayani, diberikan sekat
programnya, pasti dicari orang dong,”
terang wanita yang telah 40 tahun bercumbu dengan mikrofon.
Kita sebagai insan radio, kata Nuning, yang mempunyai peran
menyampaikan informasi sekaligus menanggulangi hoaks, tentang sesuatu yang terjadi di masyarakat, diharapkan mampu
meramu menjadi berita yang lebih positif. (Mc Batang Jateng/Heri)