Inovasi Badan Publik untuk Menarik Perhatian Publik
Uji publik terhadap Badan Publik Perangkat Daerah dan Pemerintah Desa, yang baru pertama kali dilaksanakan di Jawa Tengah, di Hotel Dewi Ratih, Selasa (24/9/2019), ternyata langsung menarik perhatian Atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Utama sekaligus Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Batang, Nasikhin.
Untuk mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2008
tentang keterbukaan informasi publik, Sekda mengharapkan badan publik memiliki
inovasi, agar masyarakat tertarik untuk mengakses website desa, saat
membutuhkan informasi dengan cepat.
Selaku Atasan PPID Utama, Nasikhin mengharapkan, seluruh
Badan Publik membuat sistem layanan informasi yang terkoneksi dengan baik.
Tidak perlu banyak aplikasi, tapi cukup satu aplikasi yang dapat melayani
kebutuhan informasi masyarakat.
“Sepengamatan saya, baru beberapa Badan Publik saja yang
membuat aplikasi yang sudah terkoneksi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, meskipun saat ini PPID Desa sudah mampu
membuat website desa yang variatif, namun para pengelola masih mempunyai
tantangan terhadap masyarakat yang kurang memiliki ketertarikan mengetahui
segala informasi tentang desa mereka.
“Salah satu edukasi yang akan kita berikan semacam lomba
kepada masyarakat, barang siapa paling banyak mengakses website desa akan kita
beri apresiasi,” tegasnya.
Sementara Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik
sekaligus PPID Utama, Puji Setyowati menambahkan, agar website desa banyak
diakses, harus dipublikasikan kepada masyarakat. PPID Desa harus rutin
menginformasikannya kepada warga yang datang ke Kantor Desa, untuk meminta
informasi.
“Sekarang mungkin kendalanya masyarakat itu sendiri belum
banyak yang tahu, kalau desa itu ada website sebagai media untuk penyampaian
segala informasi. Solusinya PPID Desa harus mempunyai strategi untuk
mensosialisasikannya kepada masyarakat,” terangnya.
Bagi Aris Budiman, selaku Sekretaris Desa Simbangdesa
Kecamatan Tulis, dengan diselenggarakannya uji publik ini, dapat digunakan
sebagai sarana studi banding dengan desa-desa lain yang telah memiliki aplikasi
menarik, sehingga masyarakat tertarik untuk mengakses website desa.
“Selama ini warga cenderung pasif terhadap website desa.
Mereka lebih cenderung datang langsung ke Kantor Desa untuk meminta informasi
data kependudukan saja, atau para pelajar yang mencari bahan untuk melengkapi
materi pembelajaran,” jelasnya.
Namun secara bertahap, Aris bersama tenaga teknologi
informasi akan melakukan inovasi dalam menyampaikan informasi.
“Kita sudah mulai menggunakan facebook, tahun ini kita
menganggarkan layar touchscreen dan tahun berikutnya insya Allah kita anggarkan
lebih canggih melalui teknologi hp android,” paparnya. (Mc Batang Jateng/Heri)